Selasa, 16 Agustus 2011

Pahlawan Periuk

 Suasana jadi tak seru lagi setelah kompeni memasuki kampung pahantan. Jomin seorang yang pemalas merasa sangat terganggu dengan kehadiran kompeni, sudah berhari-hari dia dan kelompok keluarga yang melarikan diri ke dalam hutan hidup luntang lantung. Suara jangkrik terdengar sangat nyaring namun tak membuatBapak-bapak dan Ibu-bu merasa terusik dengan kusuk mereka tetap melaksanakan keajiban sholat magrib berjamaah, lain halnya dengan Jomin remaja belasan tahun ini lebih memikirkan makan dari pada kewajiban

Di pelototinya api yang yang membara sambil berhayal nanti akan makan yang banyak bila nasi sudah masak,
" Kaulah nampaknya yang paling lapar ya Jomin...!!!" Ibu jomin meledeknya
"Aku lagi nunggu masak nih Mak..!"
"Adekmu saja sholat kenapa kamu gak sholat??!!"
"Datang bulan au mak..!!"
"Hah..??!! kamu ini wanita rupanya ya Jomin...!!!" Ibunya tersenyum-senyum
"oh..harus perempuan ya Mak baru datang bulan..??!!...oh gitu ya..!!!" Jomin mengangguk-anggukkan kepalanya, Ibunya pergi ke kemah bergabung dengan ibu-ibu lainnya

"Dorr!!!" suara senapan yang mengejutkan, rupanya kompeni sudah mengetahui persembunyian masyarakat
semua penduduk kocar-kacir mencari sanak keluarga untuk lari lebih jauh ke dalam hutan namun lain dangan Jomin dia langsung mengambil priuk yang panas dan memasuki semak belukar saking takutnya dia tak sedikit pun merasa panas di tangannya...
 Jomin terdiam dan menyaksikan penduduk yang di bunuh dari semak dan dia menyaksikan ketika ibunya di tembak kompeni jatuh ke bumi, kaki Jomin gemetar tubuhnya ter4asa kaku dan dingin. Setelah beberapa waktu para kompeni pergi.....suasana hening Jomin keluar dari semak belukar di carinya jasad ibu dan adiknya, Ibunya sudah terlihat takbernyawa dia menangis...menjadi-jadi di peluknya jasad ibunya....

                                           ******


Hari sudah pagi Jomin bangun dari pelukan ibunya dia tak tau harus berbuat apa dan harus kemana, perutnya terasa lapar dia mencoba mencari priuk yang semalam di bawanya ke dalam semak, dia menemukan priuk di dalam semak, di buka....dan langsung memakan nasi di dalamnya...

"Lewat sini!!" terdengar suara seseorang mendekat dan lama berselang di ikuti sekelompok rombongan penduduk dengan persenjataan sederhana
"Periksa semua apa masih ada yang bisa di selamatkan" Perintah seorang yang terlihat seperti pemimpin kelompok ini dan mendekat pada Jomin
 "Siapa namamu anak Muda ??..."
"Jomin Lubis Pak..." Jomin menjawab dengan suara lemah..
"Nama Bapak : Dirman Nst, Menurut kabar yang Bapak terima kelompok kalian di serang tadi malam ya...!!??"
"I ya Pak...padahal waktu itu kami belum ada yang makan Pak..." wajah Jomin terlihat sedih
"Ya sudah....kamu harus sabar dan ikut berjuang bersama kami untuk memperjuangkan kemerdekaan ini....dan mengenai namamu mungkin lebih baik di tukar dengan Sakti....ya Sakti Lubis!!"
"Iya Pak...saya t6ak keberatan..mulai saat ini nama saya Sakti Lubis..." Jomin tersenyum pahit..namun dia merasa ada harapan untuk hidup setelah berjumpa dengan Pak dirman dan Pasukannya..
"Pak..lapor!!..sepertinya semua sudah wafat Pak...!!"
"Ya sudah kita melanjutkan perjalanan...menurut kabar yang Bapak terima semalam para Kompeni menuju Morsip, dan ada bagusnya kita memotong jalan dari gunung sebelum mereka melewati Belok Godang....


                                   *****

Sebentar lagi nampaknya akan sampai di Belok Godang namun Pak Dirman menyuruh Pasukannya untuk istirahat sejenak, dan Pak dirman menyuruh Jomin untuk memasak nasi dan singkong yang di bawa, Dengan cepat Sakti melaksanakan perintah apalagi itu perintah untuk masak...karna dalam pikirannya nanti pasti makan...

Dan ketika semua pasukan sedang makan Pak Dirman mendekati si Jomin
"Sakti....nanti setelah makan kamu yang Bapak tugaskan untuk melihat keadaan di jalan setapak apakah para Kompeni sudah dekat atau belum..."
"Siap Pak Dirman...." Jomin tersenyum semangat....

Tak lama berselang Jomin pun melalukan tugasnya dia mengambil priuk dan di letakkannya di kepala, meski agak gentar jomin tetap melaksanakan tugasnya...dia memasuki semak dan mengendap-endap




Seorang pasukan Kompeni sepertinya curiga dengan benda yang bergerak-gerak di dalam semak, kompeni itu membidik ke arah Jomin dan "Dor!!"....sebuah tembakan melesat dan "Plangggg!!!..." priuk di kepala Jomin melayang dia merasa jantungnya seakan copot dan telinganya berdengung...
Pertempuranpun takterelakkan pasukan Pak Dirman dan kompeni saling serang satu-persatu korban berjatuhan dari pihak Pak Dirman karna senjata yang mereka gunakan adalah senjata Tradisonal. Pak Dirman memerintahkan untuk mundur namun sayang seribu kali sayang perintah itu sudah terlambat semua pasukannya sudah jatuh ke tanah....
"Saktiiii....kau adalah Pemuda Pakantan!!!....kau adalah pemberani!!!...kau adalah Sutan Porang!!..Sakti Lubis Sutan Porang!!!...perjuangkan Tanah Ibu pertiwi....!!!" Pak Dirman berteriak lantang untuk memberikan pituah pada Jomin.....dan "DOORRR!!!" sebuah peluru bersarang di dadanya...
Jomin berlalu sangat cepat memasuki hutan dia tak peduli duri-duri yang menusuk di kakinya...

Jend.Yosef memerintahkan untuk mengejar Jomin ke dalam hutan, Jomin berlari memutar dan dia kembali ke tempat semula dan di lihatnya hanya ada seorang Kompeni di situ ya...Jend.Yosef, Dia melihat Jend.Yosef sedang memperhatikan makanan yang di masak si Jomin tadi, di pungutnya satu.....dan langsung di makan tak lama kemudian Jend.Yosef mengerang kesakitan pada lehernya dia berteriak-teriaak...dan tak lama kemudian dia terjatuh dan tak bergerak lagi....
Jomin bangkit dan keluar dari persembunyiannya....dia memeriksa kompeni itu, mulutnya terlihat biru..dan berbusa dan ternyata yang di makan oleh Jend.Yosef itu adalah sebuah ubi yang secara tak sengaja di masukkan si Jomin ke dalam priuk dan ubi itu dia pungut dari hutan...

Jomin merasa gembira dan jiwanya semangat lagi....dia memakai baju Pak Dirman dan mengangkat mayat Jend.Yosef di saat dia mengangkat mayat Jend.Yosef Penduduk yang lain sudah berdatangan karna tadi mendengar suara pertempuran..., para kompeni yang tadi mengejar Jomin pun sudah kemba;li mereka merasa terkejut karna melihat Jend.Yosef sudah mati...
 "Saya Sutan Porang Sakti Lubis...memerintahkan Kalian semuanya menyereh!!!....karna saya sudah membunuh Jend.Yosef...!!! Jomin berteriak lantang dan penuh semangat yang membuat para kompeni merasa gentar...dan satu-persatu mereka menjatuhkan senjatanya tanda menyerah...dan para penduduk bersorak gembira..."MEDEKA!!!.........MERDEKA!!!...""